Seputar Wirausaha

Membangun Desa, Membangun Desa Wisata

Desa wisata ujungaspal.com. Wisata kini semakin menunjukkan perannya dalam membangkitkan ekonomi masyarakat. Desa-desa berbenah untuk menjadi tujuan kunjungan wisatawan.

Desa Wisata, Masa Depan Desa?

Sosial media telah membantu mempromosikan desa-desa unik di Indonesia menjadi daerah tujuan jalan-jalan masa kini. Tak dipungkiri, film seperti Ada Apa Dengan Cinta 2 juga mengangkat pamor keunikan dan keindahan beberapa desa di Indonesia. Buku dan film Laskar Pelangi telah membubungkan Bangka belitung menjadi tujuan wisata utama di Sumatra sekarang ini.

Di Jogjakarta Desa-desa di Gunung Kidul dan Kulon Progo yang selama ini belum menjadi tujuan wisatawan, mulai menjadi daya tarik baru yang menawan. Desa-desa itu menjual keindahan pantai alami, goa, mata air, atau menjual kreativitas seperti taman bunga Amarylis, spot foto unik, kesenian lokal dll.

Anda yang ingin mencari tahu bagaimana mengembangkan desa wisata situs seperti berdesa.com ini dapat menjadi rujukan.

Sendratari Goa Kiskendo

Sendratari Goa Kiskendo belum seterkenal sendratari Ramayana di Candi Prambanan. Tetapi pesona alam dan kisah Sugriwa – Subali yang tak kalah epik dibanding Rama – Shinta menjanjikan pengalaman lain menikmati sendratari. Apalagi wisata disambung dengan jelajah gua yang selalu menyiratkan nuansa petualangan    yang memancing adrenalin dipadu dengan kekaguman akan keelokan alam.

Goa Kiskendo terletak di Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, 38 km dari Kota Jogjakarta. Dari Wates, ibukota Kabupaten Kulonprogo, berjarak 21 kilometer arah utara.

Daerah ini berada di ketinggian sekitar 1200 meter di atas permukaan laut (dpl). Lokasinya yang cukup tinggi dengan kondisi jalan yang menanjak dengan kelokan-kelokan, maka diperlukan persiapan yang cukup dari segi moda transportasinya.

Untuk mendapatkan layanan transportasi, penginapan dan pemandu wisata Jogjakarta dan sekitarnya, klik saja www.centraljavatrip.com.

Seni Kerinding Desa Sunda

Kesenian Kerinding yang mendayu sekaligus menyayat dihidupkan di desa bilangan Cisarua Bogor. Kelompos seni ini menyajikan ramuan antara seni musik. puisi dan semangat kepedulian lingkungan yang menyentuh.

Pasar Papringan Temanggung

Di wilayah Temanggung, daerah berhawa sejuk di lereng gunung Sindoro dan Sumbing, ada inisiatif unik mengembangkan wisata lokal. Namanya Pasar Papringan. Sesuai namanya ini adalah pasar tradisional yang diselenggarakan di bawah rerimbunan pohon pring atau bambu.

Berbeda dengan pasar tradisional biasa, pasar Papringan dikemas dengan detil grafis yang bernilai seni, meskipun aroma tradisionalnya sangat kental. Papan nama, ornamen sampai dress code para penjual terlihat seperti pertunjukan panggung dan seni instalasi dalam satu kemasan. Cara bertransaksi juga dibuat unik. Sebagaimana food-court modern yang menggunakan alat pembayaran berupa kartu elektronik atau karcis bernilai tertentu, di pasar ini dibuatlah mata uang koin berbahan gerabah alias kereweng. Mata uang seperti ini biasa dipakai dalam rangkaian upacara pernikahan adat jawa, pada sesi orang tua penganten berjualan dawet (minuman sejenis cendol) untuk menyimbolkan mereka mencari nafkah halal untuk membesarkan anak hingga dinikahkan.

Pasar unik ini kini telah viral dan menarik kunjungan wisatawan ke daerah ini secara signifikan.

Program Balkondes di Borobudur

Diakui oleh para pelaku bisnis wisata di seputar Borobudur, bahwa media sosial telah ikut membangkitkan kunjungan wisatawan ke wilayah Borobudur. Saat ini geliat homestay di Borobudur meningkat drastis, pemerintah juga terlihat semakin serius mendukung para pelaku usaha wisata seperti diakui Adi, operator arung jeram di daerah Mungkid Magelang.

Kebangkitan desa sebagai ujung tombak wisata juga didorong dengan dibentuknya Balai Ekonomi Pedesaan atau Balkondes di daerah ini. Balkondes adalah upaya untuk memunculkan potensi desa di bidang pariwisata dari segi destinasi, atraksi, cindera mata dan kuliner.

Mengapa Desa Wisata menjanjikan?

Mengembangkan desa menjadi Desa Wisata memiliki masa depan yang menjanjikan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh beberapa hal berikut:

  1. Mobilisasi masyarakat kota yang semakin tinggi menggunakan moda pesawat maupun kereta api yang semakin nyaman.
  2. Mobilisasi wisatawan lokal yang juga semakin tinggi ditunjang sarana jalan yang membaik, kepemilikan kendaraan yang semakin personal, banyaknya komunitas pesepeda dan penjelajah yang tumbuh.
  3. Informasi daerah wisata yang semakin cepat dan luas melalui media sosial dan jejaring sosial, disamping media website dan kanal berita yang saling terhubung.
  4. Tumbuhnya kelas menengah baru yang berusia muda dengan kemampuan finansial yang memadai dan selera rekreasi yang beragam.
  5. Agenda perusahaan-perusahaan yang mapan untuk memperjalankan karyawannya dalam sebuah ajang wisata bersama sebagi bagian dari upaya menyeimbangkan beban kerja dan rekreasi.
  6. Program CSR perusahaan yang seringkali berkait dengan perjalanan ke daerah dan desa, bahkan sangat potensial untuk trhubung langsung dengan pengembangan wisata berbasis CSR.
  7. Kunjungan wisatawan mancanegara yang terus dipacu oleh pemerintah memerlukan destinasi baru yang berkualitas.
  8. Tumbuhnya elemen-elemen wisata lain yang lebih spesifik, seperti kuliner, meeting, out-bound, penjelajahan, penelitian dsb

Potensi Desa yang dikelola baik sudah terbukti menjadi cara yang efektif meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Ekonomi yang meningkat adalah salah satu indikasi saja. Yang tak kalah penting adalah jiwa mandiri, inovatif, dan kembali memiliki etos serta etika dan estetika yang tinggi.

Lalu bagaimana mencipta Desa Wisata yang berhasil? Mari kita diskusikan beberapa hal berikut.

1. Lihat potensi. Desa yang dianugerahi pemandangan luar biasa adalah anugerah. Tapi jika tidak ada, satu yang perlu diingat bahwa desa dengan keberadaan dan tradisinya sendiri adalah daya tarik. Produk lokal atau kuliner lokal adalah magnet.

2. Perikehidupan khas desa harus dilestarikan. Bentuk bangunan, cara hidup, tanaman khas, upacara dan lain-lain adalah daya tarik unik yang tak dimiliki desa lain.

3. Kebersihan lingkungan memiliki kontribusi besar dalam menarik kunjungan wisatawan.

4. Inisiatif unik seperti pengembangan kebun-kebun berisi tanaman khas, binatang piaraan  bahkan binatang ternak menjadi pilihan lain untuk dikembangkan.

5. Gunakan media sosial dan internet dengan baik, benar dan proporsional dalam berpromosi.

Daftar ini bisa diteruskan dengan inisiatif lain, tergantung potensi yang ada. Bagaimana, setuju?***

Leave a Comment