Gegap gempita angkringan tak ketinggalan sampai juga di sini. Tak kalah seru, setelah angkringan depan Perumahan Kodam Jaya di Jalan Hankam, kemudian angkringan Kodau, ternyata sudah dua tahun ini ada angkringan istimewa bernama Angkringan Pak Djo. Menempati sebuah sudut di samping Pom Bensin Bulog dekat pintu tol Jatiwarna arah Kranggan, angkringan ini menjadi oase kuliner di tengah menu-menu yang biasa kita kenal.
Angkringan Pak Djo tampil beda dengan menu yang lebih lengkap karena menyediakan gudeg dan nasi timlo disamping nasi kucing biasa. Tampilan si nasi kucingpun kali ini disajikan lebih ‘elegan.’ Kalau biasanya kita makan nasi kucing tanpa piring, di angkringan Pak Djo, mereka menyediakan piring gerabah terakota yang eksotis. Sangat pas untuk mengumpulkan bacem-baceman, dan kikil asli Solo dengan potongan yang menggiurkan setelah minta dibakar di atas tungku arang, atau sekedar untuk membuka bungkusan nasi kucing teri, bandeng atau orek nan mak nyus.
Memang angkringan Pak Djo seperti ingin menjawab kebutuhan penggemar kuliner tradisi namun tetap memberikan susana yang nyaman. Kenyamanan pilihan menu dan cara menikmati serta kenyamanan susana tempatnya. Menu angkringan telah dimodifikasi menjadi lebih berkesan ‘naik kelas’ dan suasana lesehan yang dilengkapi lampu cukup terang serta meja-meja pendek, mengingatkan kita pada lesehan asli khas jalan Malioboro Jogja.
Tentu ini adalah nilai lebih dan bisa menyenangkan mereka yang tak terbiasa dengan menu asli angkringan maupun suasana remang-remangnya. Bahkan Angkringan Pak Djo pun memilih mug daripada gelas kaca untuk menyajikan minuman!
Mengusung citarasa Solo yang dijadikan keunggulan utama, tak heran kalau teh yang diseduh pun khusus didatangkan dari sana, teh cap Nyapu. Aroma teh seduhnya, alhasil, menjadi beda dengan yang disajikan di warung umumnya. Teh jahe, teh susu atau es tehnya menjadi wangi dan sepat yang pas apalagi gula merah adalah pilihan pemanisnya. Ditambah lagi dengan menu makanan kecil seperti pisang owel dan appollo tentu menjadikan acara ‘ngucing’ makin seru.
Ini memang warung Wong Solo
Pencetus ide Bisnis Angkringan Pak Djo adalah Pak Anton Binsar yang menggandeng Bulik-nya untuk mewujudkan angkringan ini. Mereka adalah orang perantauan dari Solo yang juga memiliki usaha event organizer terutama untuk outbond, juga catering. Tak heran kalau Angkringan Pak Djo menjadi berkesan maju, dan menampilkan eksotika petualangan kenangan. Lalu dari mana nama Pak Djo itu datang?
Aha, lagi-lagi semangat keluarga yang menjadi ilhamnya, karena Pak Djo tak lain adalah nama panggilan leluhur, tepatnya kakek mereka. Akhirnya tak ada kata lain selain Mangga dipun kedhapi (Selamat menikmati).***